Krisis Keuangan Jepang Saat Ini dan Strategi Tanggapan Amerika
Penulis: Arthur Hayes, mantan pendiri BitMEX
Di bawah tekanan ganda dari resesi ekonomi dan pemilihan yang semakin dekat, para politisi sering kali akan menggunakan cara mencetak uang dan memanipulasi kenaikan harga. Saat ini, kandidat presiden AS Kamala Harris menghadapi dilema seperti itu. Dia perlu menangani kemungkinan krisis keuangan global yang dipicu oleh penutupan besar-besaran perdagangan arbitrase yen oleh perusahaan Jepang.
Jepang telah mempertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar untuk waktu yang lama, yang memungkinkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk meminjam yen dengan suku bunga rendah dan menginvestasikan dalam aset asing yang memiliki potensi pengembalian tinggi atau apresiasi. Pendekatan ini sangat sukses dalam sepuluh tahun terakhir, tetapi sekarang devaluasi yen yang berlebihan telah memicu tekanan inflasi.
Gubernur Bank Jepang yang baru, Ueda Kōji, sedang berusaha untuk secara bertahap keluar dari perdagangan arbitrase ini. Namun, penutupan posisi yang tidak teratur dapat menyebabkan yen menguat secara signifikan, pasar saham global jatuh, dan suku bunga domestik Jepang melambung tinggi. Ini akan memberikan tekanan besar pada Bank Jepang dan seluruh sistem keuangan.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mungkin akan mengambil tindakan untuk meredakan krisis ini melalui pertukaran mata uang bank sentral. Praktik ini dapat memberikan dukungan likuiditas tanpa menyebabkan kepanikan inflasi. Tindakan spesifik mungkin termasuk:
Bank Jepang meminjam dolar AS dari Federal Reserve melalui pertukaran mata uang
Bank Jepang secara diam-diam membeli saham dan obligasi AS yang dimiliki oleh perusahaan Jepang
Perusahaan Jepang mengirimkan dolar kembali ke Jepang untuk membeli obligasi pemerintah Jepang.
Proses ini dapat menstabilkan apresiasi yen, mempertahankan harga aset AS, sambil memungkinkan Bank Jepang untuk secara bertahap keluar dari perdagangan arbitrase.
Bagi investor cryptocurrency, saat ini ada dua kekuatan yang berlawanan: faktor positif dari injeksi likuiditas oleh Departemen Keuangan AS, dan faktor negatif dari penguatan yen yang memicu penjualan global. Investor perlu memperhatikan keterkaitan antara Bitcoin dan nilai tukar USD/JPY untuk menilai arah pasar.
Secara keseluruhan, beberapa bulan ke depan akan menjadi periode perdagangan yang krusial. Investor perlu berhati-hati saat menggunakan leverage dan mempersiapkan manajemen aset dengan baik.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
22 Suka
Hadiah
22
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
CryptoAdventurer
· 08-09 10:18
Sudah tiba musim para suckers untuk Cut Loss.
Lihat AsliBalas0
NFTBlackHole
· 08-08 04:51
Satu pandangan dunia puncak siklus kematian
Lihat AsliBalas0
AirdropHunter007
· 08-06 10:47
Tidak ada yang mengurus, ekonomi sudah runtuh.
Lihat AsliBalas0
MissedAirdropAgain
· 08-06 10:44
Sudah diperkirakan, ingat juga seperti ini di tahun 03
Lihat AsliBalas0
OldLeekConfession
· 08-06 10:39
Investor ritel yang terkejut kembali datang untuk minum sup.
Risiko arbitrase yen dan strategi respons Amerika: potensi krisis dalam sistem keuangan global
Krisis Keuangan Jepang Saat Ini dan Strategi Tanggapan Amerika
Penulis: Arthur Hayes, mantan pendiri BitMEX
Di bawah tekanan ganda dari resesi ekonomi dan pemilihan yang semakin dekat, para politisi sering kali akan menggunakan cara mencetak uang dan memanipulasi kenaikan harga. Saat ini, kandidat presiden AS Kamala Harris menghadapi dilema seperti itu. Dia perlu menangani kemungkinan krisis keuangan global yang dipicu oleh penutupan besar-besaran perdagangan arbitrase yen oleh perusahaan Jepang.
Jepang telah mempertahankan kebijakan moneter yang sangat longgar untuk waktu yang lama, yang memungkinkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk meminjam yen dengan suku bunga rendah dan menginvestasikan dalam aset asing yang memiliki potensi pengembalian tinggi atau apresiasi. Pendekatan ini sangat sukses dalam sepuluh tahun terakhir, tetapi sekarang devaluasi yen yang berlebihan telah memicu tekanan inflasi.
Gubernur Bank Jepang yang baru, Ueda Kōji, sedang berusaha untuk secara bertahap keluar dari perdagangan arbitrase ini. Namun, penutupan posisi yang tidak teratur dapat menyebabkan yen menguat secara signifikan, pasar saham global jatuh, dan suku bunga domestik Jepang melambung tinggi. Ini akan memberikan tekanan besar pada Bank Jepang dan seluruh sistem keuangan.
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mungkin akan mengambil tindakan untuk meredakan krisis ini melalui pertukaran mata uang bank sentral. Praktik ini dapat memberikan dukungan likuiditas tanpa menyebabkan kepanikan inflasi. Tindakan spesifik mungkin termasuk:
Proses ini dapat menstabilkan apresiasi yen, mempertahankan harga aset AS, sambil memungkinkan Bank Jepang untuk secara bertahap keluar dari perdagangan arbitrase.
Bagi investor cryptocurrency, saat ini ada dua kekuatan yang berlawanan: faktor positif dari injeksi likuiditas oleh Departemen Keuangan AS, dan faktor negatif dari penguatan yen yang memicu penjualan global. Investor perlu memperhatikan keterkaitan antara Bitcoin dan nilai tukar USD/JPY untuk menilai arah pasar.
Secara keseluruhan, beberapa bulan ke depan akan menjadi periode perdagangan yang krusial. Investor perlu berhati-hati saat menggunakan leverage dan mempersiapkan manajemen aset dengan baik.